Tampilkan postingan dengan label renungan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label renungan. Tampilkan semua postingan

Rabu, 12 Desember 2012

Mawar untuk Ibu dari seorang gadis kecil


mawar untuk ibu kumpulanbukumotivasi.blogspot.com

Seorang pria berhenti di toko bungauntuk memesan seikat karangan bunga yang akan dipaketkan pada ibundanya yang tinggal sejauh 250 km darinya. Begitu keluar dari mobilnya, ia melihat seorang gadis kecil berdiri di pinggir jalan sambil menangis tersedu-sedu. Pria itu menanyainya kenapa ia menangis dan dijawab oleh si gadis kecil, ?Saya ingin membeli setangkai bunga mawar merah untuk ibu saya. Tapi saya cuma punya uang lima ratus saja, sedangkan mawar itu harganya seribu.?

Pria itu tersenyum dan berkata, ?Ayo ikut, aku akan membelikanmu bunga yang kau mau.? Kemudian mereka berdua masuk ke toko bunga dan pria itu membelikan si gadis kecil setangkai bunga mawar merah dan ia sendiri memesan karangan bunga yang akan dikirimkan kepada ibundanya.

bunga mawar merah


Ketika selesai dan hendak pulang, ia menawarkan diri untuk mengantar gadis kecil itu pulang ke rumah. Gadis kecilitu melonjak gembira, katanya, ?Ya, tentu saja. Senang sekali anda mau mengantarakan saya ke tempat tinggal ibu saya??

Kemudian mereka berdua menuju ke tempat yang ditunjukkan gadis kecil itu, yang ternyata sebuah pemakaman umum dimana gadis kecil itu kemudian meletakkan bunganya pada sebuah kuburan yang masih basah.

Melihat hal ini, hati pria itu trenyuh dan segera teringat sesuatu. Bergegas ia kembali ke toko bunga tadi, dan membatalkan pengiriman pesanannya. Ia mengambil bunga yang dipesannya tadi dan mengendarai sendiri kendaraannya sejauh 250 km menuju rumah ibundanya?

Selasa, 11 Desember 2012

Cerita Menarik Tentang Paku

paku


Suatu ketika ada seorang anak laki-laki yang mempunyai sifat pemarah. Untuk mengurangi kebiasaan pemarahnya, Ibunya memberikan sekantong paku dan mengatakan pada anak itu untuk memakukan sebuah paku di pagar belakang rumah setiap kali dia marah.


Hari pertama anak itu telah memakuakan 48 buah paku ke pagar? Lalu secara bertahap jumlah itu mulai berkurang. Dia mendapati bahwa ternyata lebih mudah menahan amarahnya daripada memakukan paku ke pagar rumah.

Akhirnya tibalah waktu dimana anak itu merasa sama sekali bisa mengendalikan amarahnya dan tidak cepat kehilangan kesabarannya. Dia memberitahukan hal ini kepada Ibunya, yang kemudian mengusulkan agar dia mencabut satu paku untuk setiap hari dimana dia tidak marah.

Hari-hari berlalu, dan anak laki-laki itu akhirnya memberitahu Ibunya bahwa semua pakutelah tercabut olehnya. Lalu sang ibu menuntun anaknya ke pagar. ?Hmm, kamu telah berhasil dengan baik anakku, tapi lihatlah lubang-lubang dipagar ini. Pagar ini tidak akan pernah bisa sama seperti sebelumnya.? Sang ibu terdiam sejenak, lalu kembali melanjutkan kata-katanya, ?Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahanmu, kata-katamu telah meninggalkan bekas seperti lubang ini?di hati orang lain.?

?Kamu dapat menusukkan pisau pada seseorang, lalu mencabut pisau itu?Tetapi tidak peduli berapa kali kamu meminta maaf, luka tusukan itu akan tetap selalu ada?dan luka karena kata-kata adalah sama buruknya dengan luka pada fisik kita??



Lanjutkan juga kisah menarik lainnya, tentang Garam Dan Telaga

Cerita Di Balik Batu Besar

Batu besar

Suatu hari seorang dosen sedang memberi kuliah tentang manajemen waktu pada para mahasiswa MBA. Dengan penuh semangat ia berdiri di depan kelas dan berkata, ?Okey, sekarang waktunya untuk kuis?. Kemudian ia mengeluarkan sebuah ember kosong dan meletakkannya di atas meja. Ia mengisi ember tersbut dengan batu sebesar kepalan tangan. Ia mengisi terus hingga tak ada lagi batu yang bisa di masukkan ke dalam ember tersebut. Ia lalu bertanya kepada kelas, ?Menurut kalian apakah ember ini telah penuh??
Semua mahasiswa serentak berkata, ?Ya!?.

Sang Dosen bertanya kembali, ?Sungguhkan demikian??, Kemudian dari dalam laci meja ia mengambil sekantung kerikil kecil dan menuangkan kerikil-kerikil itu kedalam ember lalu mengocok-kocok ember tadi sehingga kerikil-kerikil tadi turun kebawah mengisi celah-celah kosong diantara batu-batu. Kemudian sekali lagi ia bertanya pada kelas, ?Nah, apakah sekarang ember ini sudah terisi penuh??.
Kali ini para mahasiswa terdiam. Seseorang diantara mereka menjawab, ?Mungkin tidak?.

?Bagus sekali,? sahut sang dosen. Kemudain ia mengeluarkan sekantung pasir dan menuangkannya kedalam ember. Pasir itu berjatuhan mengisi celah-celah kosong antara batu besar dan kerikil. Sekali lagi ia bertanya kepada kelas, ?Baiklah, apakah sekarang ember ini sudah penuh??
?Belum!?, sahut seluruh kelas.

Sekali lagi ia berkata, ?Bagus, bagus sekali,? Kemudian ia meraih sebotol air dan mulai menuangkannya ke dalam ember sampai air mencapai bibir ember. Lalu ia menoleh dan bertanya ke pada kelas, ?Tahukah kalian apa maksud dari illustrasi ini??
Seorang mahasiswa dengan bersemangat mengacungkan jari dan berkata, ?Maksudnya adalah tak peduli seberapa padat jadwal kita, bila kita mau berusaha sekuat tenaga pasti bisa mengerjakannya?.
?Oh, bukan,? sahut sang dosen. ?Bukan itu maksudnya. Kenyataan dari ilustrasi ini mengajarkan kepada kita bahwa, bila anda tidak memasukkan ?batu besar? terlebih dahulu, maka anda tidak akan bisa memasukkan semuanya.?

?Apa yang dimaksud dengan ?batu besar? didalam hidup anda??, dosen itu melanjutkan, ?Anak-anak anda, pasangan anda, pendidikan anda, hal-hal yang terpenting dalam hidup and. Mungkin itu sebuah hal yang mengajarkan kepada orang lain, melakukan pekerjaan yang anda sukai, waktu unutuk diri sendiri, kesehatan anda, teman, ataupun semua yang anda anggap berharga?.

?Ingatlah selalu untuk memasukkan ?batu besar? terlebih dahulu atau anda akan kehilangan semuanya?, lanjut sang dosen. ?Bila anda mengisinya dengan batu-batu kecil (semacam kerikil dan pasir), maka hidup anda akan penuh dengan hal-hal kecil yang merisaukan dan ini semestinya tidak perlu. Karena dengan demikian anda tidak akan pernah memiliki waktu yang sesungguhnya bisa anda pakai untuk hal-hal yang lebih besar dan penting.?

?Oleh karena itu, pesan saya, setiap pagi atau malam ketika anda mengingat kuliah hari ini, tanyalah pada diri anda sendiri: Apakah ?batu besar? dalam hidup saya?. Lalu kerjakan itu pertama kali!?, demikian sang dosen menutup kuliah hari itu.



Lanjutkan cerita yang menarik nya. Paku

Cerita Tentang Sandal Kulit Sang Raja

sandal kulit sang raja


Seorang maharaja akan berkeliling negeri untuk melihat keadaan rakyatnya. Ia memutuskan untuk berjalan kaki saja. Baru beberapa meter berjalan diluar istana, kakinya terluka karena terantuk batu. Ia berpikir, ?Ternyata jalan-jalan dinegeriku ini jelek sekali. Aku harus memperbaikinya.?


Maharajalalu memanggil seluruh menteri istana. Ia memerintahkan untuk melapisi seluruh jalan-jalan di negerinya dengan kulit sapi yang terbaik. Segera saja para menteri istana melakukan persiapan-persiapan. Mereka mengumpulkan sapi-sapi dari seluruh negeri.

Di tengah-tengah kesibukan yang luar biasa itu, datanglah seorang pertapa menghadap maharaja, ?Wahai paduka, mengapa paduka hendak membuat sekian banyak kulit sapi untuk melapisi jalan-jalan dinegeri ini, padahal sesungguhnya yang paduka perlukan hanyalah dua potong kulit sapi saja untuk melapisi telapak kaki paduka.?

Konon sejak itu pulalah dunia menemukan pelapis telapak kaki yang kemudian kita sebut sebagai ?sandal?.
Untuk membuat dunia menjadi tempat yang aman untuk hidup kadangkala kita harus merubah cara pandang kita, pemikiran kita, hati kita dan pula diri kita sendiri. Bukan dengan jalan mengubah dunia itu.

Kadang kita sering keliru menafsirkan dunia. Dunia dalam pikiran kita hanyalah sebuah bentuk personal. Dunia kita artikan sebagai milik kita sendiri. Tidak ada orang lain yang terlibat disana, sebab seringkali dalam pandangan kita, dunia adalah bayangan dari diri kita sendiri.

Hikmah dari cerita sandal Kulit Sang Raja


Memang jalan yang kita tempuh masih terjal dan berbatu. Manakah yang kita pilih, melapisi setiap jalan itu dengan permadani berbulu agar kita tak pernah merasa sakit ataukah melapisi hati kita dengan kulit pelapis, agar dapat bertahan melalui jalan-jalan itu?



Lanjutkan cerita lainnya di, kisah Batu Besar

Senin, 10 Desember 2012

Dibalik Jendela Rumah Sakit

Jendela Rumah Sakit

Dua orang pria keduanya menderita sakit keras, sedang dirawat disebuah kamar rumah sakit. Seorang diantaranya menderita sakit yang mengharuskannya duduk di tempat tidur selama satu jam setiap sore untuk mengosongkan cairan dalam perutnya. Kebetulan tempat tidurnya berada tepat di sisi jendela satu-satunya yang ada di kamar itu.

Sedangkan pria yang lain harus berbaring lurus diatas punggungnya.
Setiap hari mereka saling bercakap-cakap selama berjam-jam. Mereka membicarakan istri dan keluarga, rumah, pekerjaan, keterlibatan mereka di ketentaraan dan tempat-tempat yang pernah mereka kunjungi salama liburan.

Setiap sore ketika pria yang tempat tidurnya dekat dengan jendela diperbloehkan duduk didekat jendela, ia menceritakan tentang apa yang ia lihat diluar jendela kepada teman sekamarnya itu. Selama satu jam itulah pria kedua merasa begitu senang dan bergairah membayangkan betapa luas dan indahnya semua kegiatan dan warna-warna indah yang ada diluar sana.

?Diluar jendela tampak sebuah taman dengan kolam yang indah. Itik dan angsa berenang-renang cantik, sedangkan anak-anak bermain dengan perahu-perahu mainan. Beberapa pasangan berjalan bergandengan tangan ditengah taman yang dipenuhi beraneka macam bunga warna-warni pelangi. Sebuah pohon tua besar menghiasi taman itu. Jauh di atas sana terlihat kaki langit kota yang mempesona. Sebuah senja yang indah.?
Pria pertama itu menceritakan keadaan diluar jendela dengan detil. Sedangkan pria yang lain berbaring memejamkan mata membayangkan semua keindahan pemandangan itu. Perasaannya menjadi lebih tenang dalam menjalani kesehariannya dirumah sakit itu. Semangat hidupnya menjadi lebih kuat, percaya dirinya bertambah.

Pada suatu sore yang lain, pria yang duduk didekat jendela menceritakan tentang parade karnaval yang sedang melintas. Meski pria kedua tidak dapat mendengarsuara parade itu, namun ia dapat melihatnya melalui pandangan mata pria pertama yang menggambarkan semau itu denga kata-kata yang indah.
Begitulah seterusnya, dari hari ke hari. Dan satu minggupun berlalu.

Suatu pagi perawat datang membawa sebaskom air hangat untuk mandi. Ia mendapati ternyata pria yang berbaring didekat jendela itu telah mninggal dunia dengan tenang dalam tidurnya. Perawat itu menjadi sedih lalu memanggil perawat lain untuk memindahkannya ke ruang jenaazah. Kemudian pria yang kedua ini meminta kepada perawat agar ia bisa dipindahkan ke tempat tidur didekat jendela itu. Perawat itu menuruti kemauannya dengan senang hati dan mempersiapkan segala sesuatunya. Ketika semuanya selesai, ia meninggalkan pria tadi seorang diri dalam kamar.

Dengan perlahan dan kesakitan, pria ini memaksa dirinya untuk bangun. Ia ingin sekali melihat keindahan dunia luar melalui jendela itu. Betapa senangnya akhirnya ia bisa melihat sendiri dan menikmati semua keindahan itu. Hatinya tegang, perlahan ia menjengukkan kepalanya kejendela disamping tempat tidurnya. Namun, seketika Ia terkejut dengan apa yang dilihatnya, Apa? Ternyata jendela itu menghadap ke sebuah TEMBOK KOSONG!!

Ia berseru memanggil kepada perawat dan menanyakan apa yang membuat kawan sekamarnya yang sudah meninggal tadi bercerita seolah-olah melihat semua pemandangan yang luar biasa indah dibalik jendela itu. Perawat itu menjawab bahwa sesungguhnya pria tadi adaalh sorang yang buta dan bahkan tidak bisa melihat tembok sekalipun. ?Barangkali ia ingin memberimu semangat hidup?, kata perawat itu?

HIKMAH YANG TERKANDUNG JENDELA RUMAH SAKIT


Kita percaya, setiap kata selalu bermakna bagi setiap orang yang mendengarnya. Sebagaimana dalam cerita Jendela Rumah Sakit. Setiap kata adalah layaknya pemicu yang mampu menelisik hati terdalam manusia, dan membuat kita tergerak untuk melakukan sesuatu. Kata-kata selalu bisa memacu dan memicu untuk menggerakkan setiap anggota tubuh kita dalam berpikir dan bertindak.

Kita percaya dalam setiap kata, tersimpan kekuatan yang sangat kuat. Kekuatan kata-kata akan selalu hadir pada kita yang percaya. Kita percaya kata-kata yang santun, sopan, penuh motivasi, bernilai dukungan akan memberikan kontribusi positif dalam setiap langkah manusia. 



Ujaran-ujaran yang bersemangat, tutur kata yang membangun, selalu menghadirkan sisi terbaik dalam hidup kita. Ada hal-hal yang mempesona saat kita mampu memberikan kebahagiaan kepada orang lain. Menyampaikan keburukan sebanding dengan separuh kemuraman, namun menyampaikan kebahagiaan akan melipatgandakan kebahagiaan itu sendiri.




Minggu, 09 Desember 2012

Ikan Kecil dan Air


ikan kecil dan air

Suatu hari seorang anak dan ayahnya sedang duduk berbincang-bincang ditepi sungai. Kata ayah kepada anaknya, ?Lihatlah anakku, air begitu penting dalam kehidupan ini, tanpa air kita semua akan mati.?

Pada saat yang bersamaan seekor ikan kecil mendengarkan percakapan itu dari bawah permukaan air, ia mendadak menjadi gelisah dan ingin tahu apakah air itu, yang katanya begitu penting dalam kehidupan ini. Ikan kecil ini berenang dari hulu sampai ke hilir sungai sambil bertanya kepada setiap ikan yang ditemuinya. ? Hai, tahukah kamu dimana air itu? Aku telah mendengar percakapan manusia bahwa tanpa air kehidupan akan mati.?

Ternyata semua ikan tidak ada yang mengetahui dimana air itu, si ikan kecilmulai gelisah, lalu ia berenang menuju mata air untuk bertemu dengan ikan sepuh yang sudah berpengalaman, kepada ikan sepuh itu, ikan  ini menanyakan hal yang serupa, Dimanakah air itu??
Jawaban ikan sepuh adalah, ?Tak usah gelisah anakku, air itu telah mengelilingimu, sehingga bahkan kamu tidak menyadari kehadirannya. Memang benar, tanpa air kita akan mati. ibarat cinta dan waktu, tanpa waktu cinta tak akan ada?

MAKNA YANG TERKANDUNG

Apa arti cerita tersebut diatas? Manusia kadang-kadang mengalami situasi seperti si ikan kecil, mencari kesana kemari tentang kehidupan dan kebahagiaan, padahal ia sedang menjalaninya, kebahagiaan sedang melingkupinya sampai-sampai tidak menyadarinya.


Kamis, 06 Desember 2012

Tindakan Kita Sebatas Memandang Dunia

Bila anda memandang diri anda kecil, dunia akan tampak sempit, dan tindakan anda pun jadi kerdil namun, bila anda memandang diri anda besar, dunia terlihat luas. Anda pun melakukan hal - hal penting dan berharga
Tindakan anda adalah cerminan bagaimana anda melihat dunia, sementara dunia anda tak lebih luas dari pikiran anda tentang diri anda sendiri, itulah mengapa kita diajarkan untuk berprasangka positif pada diri sendiri. Agar kita bisa melihat dunia lebih berwarna, dan bertindak selaras dengan kebaikan - kebaikan yang ada dalam pikiran kita. mulailah membangun jati diri meski sedikit demi sedikit lama - lama jadi bukit. karena hal yang benar tidak akan salah pada hasilnya

Memandang Dunia

padahal dunia tidak butuh penilaian apa - apa dari kita, ia hanya memantulkan apa yang ingin kita lihat. ia menggemakan apa yang ingin kita dengar, memberikan sentuhan iklim yang dapat kita rasakan. bila kita takut menghadapi dunia, sesungguhnya tindakan kita sebatas memandang dunia adalah kita takut menghadapi kita sendiri.

maka bukan soal apakah kita berprasangka positif atau negatif terhadap, melampaui diatas itu. kita perlu jujur melihat diri sendiri apa andanya, tak ada yang sia sia untuk mengetahui seberapa besar kemampuan kita, dan duniapun akan menampakan realitanya yang selama ini tersembunyi di balik penilaian penilaian kita.